Metrotvnews.com, Jakarta: Industri berbasis minyak bumi khususnya tekstil dan produk tekstil berencana menaikan harga, menyusul lonjakan harga minyak diatas 100 dolar per barel. Kondisi serupa juga dihadapi pelaku industri hilir plastik, terkait kenaikan harga bahan baku.
Ketua Federasi Tekstil ASEAN, Ade Sudrajat Usman mengaku industri tekstil dan produk tekstil, dihadapkan pada pilihan kurang menguntungkan terkait lonjakan harga kapas, dari 1,7 dolar per kilogram akhir 2010, menjadi 4,3 dolar per kilogram.
Kenaikan harga bahan baku terjadi sejak awal Oktober tahun lalu, dengan tren meningkat menyusul eprubahan iklim ekstrem hingga terjadi gagal panen di bebarapa negara produsen.
Ade memastikan kenaikan harga kapas akan diikuti oleh kenaikan harga serat sintetis berbasis minyak hingga 64 persen, menjadi 2,3 dolar per kilogram saat harga minyak masih 80 dolar per barel. Namun dengan harga minyak diatas 100 dolar per barel, harga poliester akan membentuk harga sendiri.
Kondisi ini otomatis akan mendongkrak biaya produksi, transportasi baik impor bahan baku maupun ekspor bahan jadi.
Sementara itu asosiasi industri plastik olefin dan aromatik (Inaplas) mencatat kenaikan bahan baku plastik dipicu kenaikan harga minyak. Kenaikan ini membuat harga plastik di industri hilir naik hingga 10 persen dari Januari 2011.
Namun kekawatiran lonjakan harga ini membuat pengusaha plastik berlomba, menambah cadangan bahan baku. Akibatnya permintaan plastik terus meningkat. (RIE)