Kelemahan Made-in Indonesia

Fakta yang terjadi sekarang adalah produk Indonesia yang kalah saing dengan produk cina di pasar dalam negri. Dari hasil wawancara para pedagang pasar, produk dari Cina yang mereka jual jauh lebih laku dibanding barang Indonesia karena masyarakat cenderung memilih yang lebih murah dibanding yang kualitasnya lebih bagus. Saya juga dulu seperti itu, tapi setelah menyadari bahwa itu lama-lama akan merugikan negara sekarang prioritas saya bukan yang paling murah, tapi yang Buatan Indonesia.


Cina tidak hanya menguasai pasar barang murah di Indonesia, tetapi juga hampir di seluruh dunia. Coba anda teliti oleh2 (biasanya gantungan kunci) yang dibeli dari negara mana saja pasti ada tulisan kecil nyelip entah dimana “Made in China”.


Sebenarnya Indonesia juga tidak kalah jauh. kalau misalnya cina menguasai oleh2 gantungan kunci, Indonesia menguasai oleh2 kaos. Hampir semua kaos di eropa adalah buatan Indonesia. Tidak hanya kaos sebenarnya, hampir semua garmen yang ada di eropa adalah buatan Indonesia atau India.


Menurut saya ini bukan persaingan, tapi justru suatu kerjasama. Indonesia dan Cina sebagai warga Asia yang sama2 notabenenya adalah negara berkembang saling bahu membahu dalam menguasai pasar Eropa yang bisa dibilang pusat beputarnya ekonomi dunia.


Tapi ada satu kekurangan besar yang dimiliki hasil ekspor dari Indonesia. Mereka tidak punya “brand” tertentu, jadi kebanyakan perusahaan2 garmen di eropa menambahkan “brand” mereka sendiri sehingga harganya bisa dibuat lebih mahal dari harga asli. Inilah yang menyebabkan walaupun ekspor berjuta-juta ton pun Indonesia untungnya tidak banyak. Saya tidak tau kenapa barang-barang yang di ekspor Indonesia tidak memiliki Merek Dagang. Mungkin karena pendaftarannya terlalu mahal dan prosesnya yang lama. Dalam aturannya sebenarnya ada berapa hari paling lama untuk memproses suatu merek dagang, tapi pada prakteknya waktunya akan lebih lama 10 kali dibanding yang tercantum dalam peraturan. Sehingga bagi para produsen Indonesia lebih murah membuat pabrik dibanding membuat merek dagang.


Banyak sekali produk buatan Indonesia di eropa yang saya jumpai. Misalnya boneka dengan tulisan “Made in Indonesia” tetapi dengan merek dagang swedia. Begitu juga dengan sepatu, baju, tas, dan barang-barang garmen lainnya.


Saran saya untuk para produsen garmen yang banyak meng-ekspor barangnya buatlah merek dagang anda. Jangan pikirkan uang yang dikeluarkan untuk membuat sebuah merek dagang, pikirkanlah kemajuan Indonesia di masa depan, agar keuntungan lebih dari hasil ekspor bisa diambil Indonesia, bukan malah diambil eropa.


Salah satu contoh yang sudah membuat merek dagang untuk pabrik ekspornya adalah merek sepatu “League”. awalnya pabrik sepatu ini digunakan untuk produksi sepatu NIKE yang nantinya di ekspor. tetapi akhirya pemilik pabrik tersebut membuat merek dagangnya sendiri, sehingga keuntungan lebih bukan ke kantong NIKE, tapi ke kantong League yang merupakan merek dagang Indonesia.


Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com